Teori Negara Marxis Menurut Ernest Mandel

Judul Buku: Power and Money

Penulis: Ernest Mandel

Penerbit: Verso

Tebal Buku: 252 halaman

Tahun Terbit: 1992

Ernst Mandel bisa dibilang sebagai salah satu marxis dengan teori yang cukup rumit, ialah yang menciptakan istilah “Late Capitalism” dengan sudut pandang yang sangat filosofis. Pembahasannya sangatlah rumit dan cenderung kepada permasalahan ekonomi-politik, maklum ia adalah seorang ekonom asal Belgia. Tradisi pemikiran yang dia anut bukan lah marxis pada umumnya, tapi lebih mengarah kepada trotskysme yang kerap dianggap pemikiran menyimpang dari seorang marxis. Ia adalah teoritisi sekaligus aktivis, pernah bergabung dengan Partai Sosialis Belgia dan mengikutinya dengan militan. Aktivitas yang ia lakukan seimbang dengan gagasan yang ia bawa dan bisa dibilang, Mandel lah yang memberi pondasi mengenai birokrasi memalui sudut pandang Marxian.

Bagi Mandel, karakteristik utama dari Uni Soviet dan negara lain yang sejenis ialah banyaknya organ dalam negara. Dalam Uni Soviet sendiri, sistem ekonominya dapat dikatakan terpusat. Dan dari sudut pandang sejarah bahwa pemerintahnya telah mengatur kehidupan sosial selama enampuluh tahun karena birokrasinya yang diktator. Namun pertanyaan yang muncul: atas dasar apa keberadaan negara itu?

Negara adalah sebuah organ yang mengawasi dan melakukan urusan publik dari masyarakat (seperti pengaturan produk surplus yang ada di masyarakat, pertahanan luar negeri melalui urusan militer, mengatur hubungan antar warga negara, dan membuat juga menjaga infrastruktur), yang berbeda dari aktivitas ekonomi biasa berupa produksi dan distribusi, dimana negara memiliki aparatur yang bisa menaklukkan masyarakatnya, negara lahir sebagai tuan ketimbang pelayan.

Dalam bentuk kuno nya, negara selalu memiliki dua fungsi utama: menggaransi kekuasaan dari kelas yang berkuasa terhadap kelas yang dieksploitasi (buruh dan tani) dan mengutamakan kepentingan bersama dari kelas penguasa daripada kepentingan pribadi dari tiap anggota kelas penguasa (kebaikan bersama bagi kelas penguasa). Hal ini bisa diterapkan pada masyarakat yang perbandingan kelasnya cukup stabil, tapi tidak untuk kapitalisme yang mengutamakan kepentingan ekonomi pribadi. Di negara semacam Soviet, Kapitalis Privat tidak bisa menjadi Bank Sentral karena mereka tidak bisa melakukan abstraksi atau membuat kebijakan atas dasar asumsi pribadinya. Birokrasi negara bergerak melalui sistem yang kaku, formal dan hirarkis atas dasar peraturan yang harus ditaati oleh setiap aparatur negara tersebut. Namun peraturan ini bisa diubah sewaktu-waktu oleh para Kelas Penguasa.

Situasi sosial di Birokrasi tidak hanya diartikan melalui perbedaan dari kelas-kelas yang berada disekitarnya (borjuasi dan proletariat), tapi juga peleburan birokrasi bersama masyarakat sipil. Saat sebuah negara dikuasai oleh kekayaan yang ditarik melalui uang, maka korupsi sangatlah mungkin untuk terjadi dalam aparatur negaranya, apalagi pada eselon atas, fungsionaris negara pasti mencari cara untuk menjadi borjuis yang egois dan selalu mencari keuntungan.

Yang aneh dari birokrasi Uni Soviet, mereka berusaha meminimalisir kesenjangan antara yang miskin dan yang kaya namun makin memperbesar jarak tersebut. Pengalaman Soviet atas birokratisasinya tidak hanya merefleksikan keterbelakangan, tapi juga ketegangan sosial, dimana hal ini jauh dari pandangan negara tanpa kelas. Mengatur kontadiksi ini membutuhkan organ negara yang diperluas seperti Birokrasi itu sendiri, menurut Engels: Negara tidak dimaksudkan sebagai kekuatan untuk menekan masyarakat dari luar, tapi sebuah produk dari masyarakat yang sedang berkembang.

Para Marxis Revolusioner tidak menuding faksi Stalinis dan pengikutnya yang telah melahirkan pertumbuhan yang mengerikan dari negara dan birokrasi melalui pengkhianatan dan kesesatan berpolitik yang mereka terapkan. Bari para revolusioner marxis ini, Stalinis telah berhasil dengan menanamkan beberapa alasan untuk membenarkan kemenangan mereka dalam mengatur birokrasi: Menutupi realitas sosial dengan menanamkan kesadaran palsu untuk menawarkan pembenaran ideologis atas birokrasi mereka, dengan nama marxisme dan komunisme mereka melakukan eksploitasi buruh (contoh: Gulag), Kebijakan yang diterapkan bukannya makin mengurangi kekurangan dan ekses birokrasi sampai pada titik minimum tapi malah memperbesar kekurangan birokrasi di Soviet itu sendiri. Tiga permasalahan diatas membuat pandangan para Mensheviks benar, bahwa Russia tidaklah cocok untuk sosialisme, karena itu mereka menolak Lenin dan Trotsky.

Banyak kritikan lain terhadap jenis kenegaraan kiri yang diterapkan di beberapa negara selain Uni Soviet dalam buku ini. Bahasa yang digunakan bisa dibilang cukup mudah meskipun ada beberapa kata yang sekiranya dibutuhkan untuk membuka kamus, namun secara keseluruhan, buku ini asik untuk dibaca dan menambah ilmu pengetahuan, terutama bagi mereka yang tertarik pada pemikiran kiri tetapi belajar di Ilmu Administrasi Publik atau Ilmu Pemerintahan.(rez)