Judul Buku: A World To Build
Penulis: Martha Harnecker
Penerbit: Monthly Review Press
Tebal Buku: 224 halaman
Tahun Terbit: Januari 2015
Sosialisme lagi yang akan saya bahas, karena ideologi ini tidak bisa dibahas hanya sekali selesai dan para pembaca yang budiman akan paham. Sosialisme sangatlah luas dan mendasar dalam kehidupan sehari-hari. Banyak yang bilang ia muncul diantara kehidupan yang kita jalani tetapi tanpa disadari oleh kita. Terkadang pula ia bisa menjadi senjata yang tajam untuk mengguncang pondasi masyarakat yang masih tradisional, bahkan bisa menumbangkan sebuah rezim, tapi hal-hal tersebut adalah contoh yang sangat besar. Sosialisme pun subur di negara-negara yang bisa dibilang “belum maju” atau terbelakang semacam Amerika Latin, banyak partai maupun pemikir sosialis lahir dari Amerika Latin, dan Martha Harnecker adalah salah satunya. Buku ini adalah testimoni ke-sosialis-annya.
Saat kita berbicara mengenai Sosialisme, kenapa kita selalu mendapat konotasi yang buruk (konotasi memang biasanya bertendensi kepada hal-hal yang buruk)? Diikuti dengan runtuhnya Uni Sovyet beserta pengikutnya, Eropa Timur, para pemikir dari golongan kiri jatuh pada kebingungan. Kita bahkan mengetahui lebih banyak tentang keinginan kita agar sosialisme tidak terwujud, ketimbang ideologi tersebut terwujud. Kita menolak untuk kehilangan demokrasi, kapitalisme negara, totalitarianisme dan perencanaan birokratik yang terpusat. Kita menolak kolektivisme yang mencari cara untuk menstandarisasi segala hal tanpa mengindahkan perbedaan dan produktivisme yang mendukung pengembangan sumber-sumber produksi tanpa menghiraukan alam. Kita juga menolak dogma, intoleransi terhadap oposisi, usaha-usaha menegakkan ateisme dengan menghancurkan orang beragama, dan juga kepercayaan partai tunggal dalam menjalankan roda pemerintahan yang masih dalam proses transisi.
Masyarakat seperti apa yang diinginkan dimasa depan? Kita memiliki gambaran kasar akan segala hal yang kita inginkan karena: penerapan akan adanya pemerintahan lokal yang dimana masyarakatnya ikut berpartisipasi aktif, pemerintahan yang demokratis ini membuka keran kepada pemberdayaan masyarakat yang ditunjang dengan transparansinya; penemuan kembali dari praktek komunitarian lokal; pemerintahan yang mendukung masyarakat anti-kapitalisme. Kebangkitan dari Amerika Latin juga ditandai dengan gagalnya penerapan neoliberalisme (pemerintahan yang terbuka pada pasar bebas) dan meningkatnya perlawanan melalui gerakan sosial yang ada dan yang pasti karena adanya krisis global dari kapitalisme.
Presiden Chavez sebagai seorang presiden yang bisa dibilang berhasil dalam penerapan sosialisme di negaranya, namun sosialisme ini adalah Sosialisme Abad Keduapuluhsatu. Penambahan abad ini menandakan bahwa sosialisme yang digadang-gadang oleh Chavez berbeda dengan yang diangkat sebelumnya, sosialisme ini berusaha memperbaiki dan menghilangkan kekurangan yang ada pada sosialisme abad sebelumnya. Dan pastinya sosialisme yang dibawa Chavez berbeda dengan Uni Soviet dan Eropa Timur.
Chavez pertama kali memperlihatkan akan pentingnya sosialisme ialah saat World Meeting of Intellectuals and Artist in Defense of Humanity di Caraca pada tanggal 5 Desember 2004, dimana ia berkata “sangatlah penting untuk mereka ulang sejarah sosialisme untuk menyelamatkan konsep sosialisme”. Dia akan melakukan perubahan sosial tanpa menyentuh kapitalisme melalui “Jalan Ketiga” (biasanya disebut dengan jalan damai atau jalan tengah), tapi dia pada akhirnya mengerti bahwa hal tersebut tidaklah mungkin terjadi. Oligarki Venezuela tidak ingin perubahan sosial terjadi, maka mereka mensabotase Chavez dengan cara merusak ekonomi Venezuela melalui perdagangan minyaknya. Dua faktor yang dipahami Chavez ialah bahwa perubahan sosial yang akan dia lakukan bersama rakyatnya tidak akan terjadi dengan keberadaan aparat negaranya yang borjuis dan kesadaran dari sudut pandang kapitalisme bahwa tidak mungkin menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan ketidaksetaraan (Chavez menginginkan perubahan, sedangkan aparat negaranya tidak, inilah yang menjadi gejolak internal Venezuela).
Tiga fitur utama dari sosialisme yang dibangun oleh Chavez: perubahan ekonomi, demokrasi yang partisipatif dan protagonistik, dan etika sosialis yang didasarkan atas kasih sayang, solidaritas dan kesetaraan antara lelaki dan perempuan. Sosialisme yang diangkat oleh Chavez memang dekat dengan budaya masyarakat dan juga agama (Katolik Roma), dimana hal itu disetujui juga oleh wakilnya, Alvaro Garcia Linera. Praktek kebudayaan yang ada harus dilestarikan dan diperkuat dengan tambahan sosialisme. Praktek sosialisme inilah yang menghilangkan corak-corak kebarat-baratan dari sosialisme asli dan membuat sosialisme di Venezuela tumbuh subur tanpa menjadi diktator, bahkan menjadi favorit dari masyarakat setempat. Justru sosialisme diabad keduapuluhsatu harus berkompromi bahkan bekerjasama dengan budaya setempat agar terwujud masyarakat yang toleran dan penuh kasih sayang. (rez)