Mengapa dan Bagaimana Meresensi Buku

Bayangkan situasi berikut: kamu baru saja membaca sebuah buku yang menurutmu menarik. Setiap halamannya mengundang untuk terus dibaca. Kamu tidak tahu banyak tentang penulisnya. Malahan, kamu memilih buku ini kebetulan saja. Karena sampulnya menarik, atau karena blurb yang ada di sampul belakang buku membuatmu penasaran. Dalam dua hari saja, kamu selesai membaca buku itu. Lalu, terlintas di benakmu bahwa kamu ingin temanmu juga tahu tentang buku ini. Lebih-lebih, seharusnya lebih banyak orang tahu tentang buku ini.

Apakah situasi ini terdengar familiar untukmu?

Sekarang, bayangkan situasi kedua: kamu membeli buku yang sedang ramai dibicarakan. Banyak orang berkata buku itu mengubah cara pandang mereka. Di toko buku langgananmu, buku itu baru saja ditambahkan, sedang diskon pula! Saking penasarannya, tentu kamu membeli buku itu dan membacanya begitu buku iu ada di tanganmu. Beberapa halaman kemudian, kamu merasa gusar. Ini bukan genremu. Kamu nggak menemukan keasyikan saat membaca buku itu. Menurutmu, penulis tidak mengutarakan maksudnya dengan jelas, terlalu berbelit-belit, bahkan mencoba memaparkan bukti yang sebenarnya tidak relevan.

Di benakmu terlintas, mungkin animo buku ini berlebihan. Tidak seperti yang digembor-gemborkan di media sosial. Ada hal yang bagus, tetapi bukan untuk pembaca sepertimu. Dua situasi di atas punya maksud sama: saat kamu membaca buku dan menemukan kelebihan atau kekurangan dalam buku itu, kamu ingin memberi kesan ke pembaca lain tentang buku itu menurut pendapatmu sendiri.

Untuk Apa Meresensi Buku?

Meresensi buku adalah salah satu bentuk kepenulisan kreatif-kritis. Tujuannya ialah memberi kesan kepada calon pembaca mengenai isi buku dan apakah buku ini akan cocok bagi mereka. Sedangkan bagi penulis, resensi buku akan memberikan timbal balik yang tidak bias terhadap karyanya. Resensi buku juga berguna untuk meningkatkan exposure profil mereka ke audiens yang lebih luas.

Menulis resensi buku tidak harus sampai sepanjang 1000 kata. Resensi buku pun kini bisa dilakukan di berbagai platform. Resensi juga bisa berisi catatan penting atau kutipan yang mengena bagi peresensi. 

Situs resensi buku terbesar dan terpopuler, Goodreads, bahkan memiliki fitur bagi pengguna agar bisa menyimpan kutipan yang menarik dari buku yang mereka baca. Di Goodreads, anggota bahkan bisa membentuk forum klub buku online. Di mana anggotanya bisa mendiskusikan buku yang dipilih oleh klub buku tersebut. Fitur rating juga memberi gambaran singkat bagi calon pembaca maupun penulis tentang tingkat penerimaan buku itu di kalangan pembaca.

Dengan meresensi buku, kamu juga melatih keterampilan berpikir dan menulis secara deskriptif dan kritis. 

Yang Perlu Ada dalam Resensi Buku

Sebenarnya tidak ada aturan baku mengenai kepenulisan resensi buku. Namun, resensi buku umumnya mengandung tiga unsur berikut.

1. Tuliskan informasi buku di awal resensi

Sebelum masuk ke paragraf resensi, peresensi bisa membubuhkan informasi buku seperti penulis, judul buku, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku (jumlah halaman). Informasi lain juga bisa ditambahkan, seperti ISBN, di mana peresensi membeli buku tersebut, dan rekomendasi toko buku yang menjual judul tersebut. Informasi buku pun umumnya tidak perlu ada jika kamu meresensi langsung di halaman situs yang menjual buku tersebut atau situs resensi buku, seperti Amazon, Goodreads, iPusnas, dan lain-lain.

2. Beri penjelasan singkat tentang isi buku

Pada bagian selanjutnya, peresensi bisa memberi ringkasan isi buku sejauh yang dia baca. Pada bagian ini, peresensi hendaknya menggunakan bahasa sendiri dan tidak menuliskan secara rinci isi buku. Tujuannya ialah untuk memberi wawasan kepada calon pembaca mengenai tema yang diangkat, gaya bahasa, dan beberapa poin maksud penulisan buku tersebut.

3. Beri pendapatmu tentang buku tersebut

Bagian inilah yang dapat membantu calon pembaca dan penulis memahami bagaimana penerimaanmu terhadap buku tersebut. Tulislah apa yang menurutmu menarik dari buku itu, apa yang tidak sesuai, apa yang bisa diperbaiki, dan buku ini akan cocok dibaca oleh pembaca yang seperti apa.

Tell the World, Spread the Words!

Tentu tiga unsur tadi tidak selalu memerlukan penjabaran yang panjang. Resensi sepanjang 100 kata pun sudah bisa kamu unggah di platform yang kamu senangi. Apabila menulis di blog terasa berat dari segi pengelolaan dan biaya, membagikan resensi buku di media sosial kini bukan hal yang baru loh! Gunakan tagar (hashtag) agar resensimu bisa menjangkau lebih banyak pengguna media sosial. Perhatikan juga waktu unggah resensi agar resensimu tampil di feed. Saat mengunggah ke media sosial kamu juga bisa menandai (tag) ke penerbit dan penulis, apalagi jika itu terbitan penerbit Indonesia. Ayo dukung penerbit dan penulis buku Indonesia! 

Resensi bukumu juga bisa kamu kirim ke media cetak atau media online. Jika media yang ingin kamu tuju tidak mencantumkan rubrik khusus resensi buku tetapi kamu menemukan posting-an yang memuat resensi buku, kamu bisa meminta informasi seputar mengirim resensi buku dengan mengirimkan email ke redaksi.

Resensi bukumu juga bisa dalam bentuk video edukatif dan podcast! Untuk lebih mudah dan tertata dalam menyampaikan poin-poin resensimu dalam bentuk video atau audio, tuliskan juga ya struktur penyampaian resensimu sebelum mulai merekam.

Nah, kini kamu siap untuk meresensi buku, kan? Tips menulis resensi ini berlaku untuk buku fiksi maupun nonfiksi ya. Mulai dulu dari resensi singkat di media sosial, lama-lama kamu akan terbiasa untuk menulis resensi. Jika masih ragu, kamu bisa membaca resensi-resensi yang ada di Kedai Resensi Surabaya sebagai referensi kepenulisan resensimu. Selamat meresensi buku!*