Judul Buku: The Formation of The Economic Thought of Karl Marx
Penulis: Ernest Mandel
Penerbit: Monthly Review Press
Tebal Buku: 223 halaman
Tahun Terbit: 1971
Marx selalu menjadi sebuah tonggak pemikiran kritis. Hampir semua cabang ilmu sosial, politik dan ekonomi yang ada dapat menggunakan pemikiran Marx sebagai pisau analisa. Secara penulisan pun Marx bisa menggunakan bahasa yang sangat akademis dan juga retorika. Terlepas banyak kritikan bahwa Marxisme tidak akan bisa diterapkan secara penuh di suatu negara, akan tetapi Marxisme selalu berhasil menjadi pengimbang pemikiran koservatif dalam ranah intelektualitas. Namun ia adalah seorang filsuf yang seringkali berbicara mengenai ekonomi, bagaimanakah pemikiran ekonominya terbentuk, Ernest Mandel sebagai seorang yang mengikuti pemikiran Marx, ia berusaha mencari-cari formulasi awal terbentuknya pemikiran ekonomi Marx.
Marx bersama sobat karibnya, Engels bertemu secara pemikiran bukan karena menempuh jalan sama, tapi karena ketertarikan akan beberapa pemikiran filsuf lain seperti dialektika Hegel, humanisme Feuerbach, dan pemikiran Bruno Bauer. Marx disini lebih mengarah kepada gerakan-gerakan perlawanan terhadap Borjuasi sedangkan Engels membahas mengenai perkembangan industri di Inggris. Namun sebenarnya, Engels lah yang mendorong Marx untuk masuk kepada sudut pandang ekonomi politik dalam melihat perlehatan di Eropa yang ada pada abad tersebut. Dan Engels lah yang mendeklarasikan dirinya sebagai seorang komunis dan menolak adanya kepemilikan pribadi. Marx pada awalnya tidak tertarik ekonomi politik saat berkuliah, tidak seperti Engels.
Artikel kritis pertama yang menjadi pondasi awal masuknya pemikiran kritis atas ekonomi politik, justru membahas agama, yakni “Kritik atas Filsafat Hak Hegel” yang ditulis pada tahun 1844, disana, Marx menyatakan bahwa kritik terhadap agama adalah dasar dari kritik terhadap ekonomi politik, namun sejatinya yang dituju oleh Marx disini bukanlah agamanya, tapi doktrin gereja yang ada pada zaman Marx hidup yang memiliki kekuasaan lebih, terlepas Eropa sudah melewati Abad Kegelapan.
Adapun pembahasan mengenai pertarungan kelas memang menjadi salah satu bahasan awal masuknya Marx kedalam pemikiran ekonomi politik, dimana ia menggunakan sudut pandang filsafat dan mencetuskan Borjuasi dan Proletariat. Bahasan Marx mengenai pertarungan kelas sebenarnya adalah harapan Marx agar kaum “minoritas yang tidak terintegrasi” (middle class, infra-proletariat, pelajar) dapat bersatu untuk membantu proletariat yang berisikan buruh dan tani.
Pemikiran ekonomi politiknya semakin berkembang saat ia dipengasingan di Perancis. Dia secara terang-terangan menolak tenaga kerja sebagai suatu nilai. Ia mengkritik Ricardo mengenai nilai tenaga kerja, bahwa para buruh bekerja memang untuk digaji, dan tujuan utama mereka dalam bekerja adalah pemenuhan kebutuhan. Sebuah produk industri memiliki nilai tukar, yang didalam nilai tukar ini berisi harga bahan mentah dan juga harga tenaga kerja yang dibutuhkan. Tenaga kerja disini kembali lagi juga pada kurun waktu pengerjaan suatu barang. Pertanyaan mendasar ialah kenapa harga dari produk hasil tenaga kerja bisa lebih mahal dibanding harga tenaga kerjanya? Disitulah muncul teori lain yang dicetuskan Marx sebagai Teori Nilai Lebih yang menjadi salah satu komponen utama keberadaan sirkulasi dan akumulasi kapital.
Banyak lagi Teori Marx yang dibahas oleh Ernest Mandel dalam perkembangan pemikiran Marx kedalam ekonomi politik seperti Teori Tenaga Kerja, Nilai Tukar, Nilai Lebih, Nilai Guna, Teori Uang, Sistem Pengupahan, Model Produksi Kapitalis, Alienasi yang tak terhindarkan dalam dunia kerja, Masyarakat Industri dan kritik terhadap kapitalisme dan kepemilikan pribadi. Dalam buku ini dijelaskan semua bab per bab dengan gamblang namun dengan bahasa yang bisa dibilang akademis. Ernest Mandel selalu dianggap sebagai seorang Trostskys yang cenderung revisionis, tapi tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ia adalah salah seorang Marxis dengan metode berpikir yang paling relevan mengenai kritik terhadap sistem ekonomi kapitalis dan bukunya yang satu ini adalah testimoni kejeniusan dari para Marxian dan bagaimana Marx yang dengan latar belakang Filsafat bisa menghasilkan karya-karya yang berbau ekonomi. (rez)
Foto: Walt Jabsco/Flickr