Dari Foucault Untuk Seluruh Dokter dan Mahasiswanya

Judul Buku: The Birth of Clinic

Penulis: Michel Foucault

Penerbit: Vintage

Tebal Buku: xix+215 halaman

Tahun Terbit: 1994

Foucault tidak henti-hentinya membuat kita kaget dan terkesima. Meskipun ia menjadi salah seorang filsuf yang bekerja sebagai pengajar sekaligus sejarawan, namun ternyata ekspektasi orang tua Foucault menginginkan dia menjadi dokter. Jika saja ia memilih menjadi dokter, namanya tidak akan se-tenar sekarang, ia hanya akan menjadi dokter selazimnya yang hanya membuka praktek, namun tidak begitu banyak menorehkan karya. Akan tetapi meskipun begitu, ia tetap menuliskan mengenai kesehatan, dalam sudut pandang arkeologi dan sejarah. Mungkin buku ini adalah permintaan maaf sekaligus ungkapan rasa terima kasih Foucault terhadap orang tuanya.

Menjelaskan tubuh manusia, Foucault menyebutnya sebagai sebuah ruang. Ruang dimana segala macam penyakit berasal dan tersebar. Juga sebagai sebuah ruang dimana ada gambaran garis, volume, rute dan beserta geometri yang menyatu menjadi sebuah atlas yang ia sebut sebagai anatomi. Tubuh yang berpenyakit atau tubuh dari orang sakit merupakan sekumpulan fakta dan data sejarah yang bersifat temporer, singkat kata, tubuh itu adalah obyek penelitian.

Adapun penyakit-penyakit telah diberikan sebuah kategorisasi sesuai dengan ruang-ruang bagian tubuh, contohnya ialah ingusan (catrrh) selalu berada pada bagian kerongkongan, penyakit semacam disentri pasti berada di bagian usus, seperti halnya katarak hanya terjadi di mata. Dalam ruang tubuh kita juga terjadi hubungan vertikal yang kerap memunculkan penyakit, seperti demam yang merupakan perhelatan antara suhu dingin dan panas.  Demi memahami penyakit, dokter harus seperti pelukis yang sering-sering mengamati obyek lukisannya.

Lukisan yang digambarkan oleh para dokter harus sesuai dengan bentuk manusia. Perbedaan dari penyakit yang diidap oleh seorang pasien akan dapat dipahami apabila sang dokter memahami betul persamaan dan perbedaan gejala-gejala penyakit para pasiennya. Gangguan berupa penyakit ini setelah dianalisa oleh si dokter akan mengeluarkan abstraksi kehidupan si pasien, termasuk umur, cara hidup, lingkungan tempat tinggal, dari situ lah para dokter akan mendapatkan sebuah pencerahan akan apa yang sedang diidap oleh pasiennya.

Intervensi yang dilakukan oleh dokter adalah kekerasan berupa pemaksaan, namun memiliki justifikasi demi penyembuhan tubuh sang pasien. Saat penyebab penyakit ialah gaya hidup yang tidak sehat atau lingkungan yang kotor, semacam kurang makan atau terlalu sering bekerja, tempat tinggalnya kumuh, maka tugas dokter, bagi Foucault akan berubah menjadi politis. Penyembuhan diawali dengan melawan pemerintah yang buruk sehingga ada warga negaranya yang sakit dikarenakan lingkungan kotor. Namun kisah ini sangatlah berbelit.

Foucault juga menguraikan mengenai klinik, sebuah tempat dimana para pasien bersemayam. Menurut dia, ide mengenai tempat tidur untuk para pasien di sebuah tempat khusus ini berasal dan menjamur dari abad kedelapanbelas. Di sinilah manusia (yang sakit) menjadi objek untuk diamati yang dibentuk menjadi elemen yang dapat dianalisa agar dapat memformulasikan penyembuh (obat-obatan). Klinik lah yang merupakan tempat untuk melihat pasien secara terus menerus dan membuat ilmu pengobatan tidak pernah menghilang. Prototipe klinik yang pertama didirikan oleh Francois de la Boe pada tahun 1658 di Leyden. Klinik lah yang menjadi pondasi dasar dari pelajaran kedokteran. Dan pelajaran bagaimana cara memperlakukan pasien dengan benar. Kenyamanan dalam klinik juga merupakan fokus utama klinik itu, jika pasien tidak nyaman bisa memperburuk keadaannya.

Perkembangan ilmu kedokteran sendiri sempat terhambat selama 150 tahun akibat tidak diperbolehkannya melakukan otopsi/pembedahan. Penolakan keras berasal dari kelompok agamis dan mereka yang beranggapan bahwa tindakan tersebut tidak bermoral. Pada saat-saat kegelapan tersebut, pembedahan mayat dilakukan secara tersembunyi untuk menemukan ilmu-ilmu yang berada di balik tubuh manusia, untuk memahami cara kerja bagian tubuh kita. Semua dilakukan atas nama ilmu pengetahuan. Pasca abad pencerahan, mayat yang awalnya hanya makanan bagi cacing malah menjadi sumber ilmu kedokteran yang berlanjut hingga era modern ini.

Foucault juga berargumen dalam buku ini mengenai pentingnya sertifikasi dokter dan kualifikasi yang harus dipenuhi seseorang untuk menjadi dokter. Dibentuk dalam suatu peraturan perundangan yang disebut sebagai The Decrees of Marly. Bagi Foucault, seseorang tidak seharusnya melakukan pengobatan jika tidak memiliki lisensi. Dengan formalisasi pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran, dokter tidak lagi melakukan penemuan-penemuan hebat namun hanya mengajar di ruang kelas. Hal ini membuat pendidikan dokter menjadi mahal dan ditambah lagi setelah lulus mereka masih harus belajar bersama beberapa dokter ternama yang membuat biaya mereka belajar berlipat-lipat.

Sejak formalisasi ini, hilanglah budaya master-apprentice dalam dunia pengobatan. Tidak lagi medicine dimaknai sebagai pengobatan namun kedokteran (pergeseran makna). Perlu kualifikasi tertentu dalam menjadi dokter, posisi tabib sudah menghilang dari bumi manusia ini. Dokter meminta para pasiennya untuk memahami bahwa tubuh yang bersifat biologis berbeda dengan yang politis (Hobbesian), kesehatan hanya terfokus pada diri masing-masing individu, tidak menegakkan hukum atau memerintah individu yang lain.

Masih banyak pembahasan mengenai sejarah pengobatan dan kedokteran yang diungkap oleh Foucault dalam buku ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa karyanya yang satu ini adalah yang ketiga paling berat untuk dipahami setelah The Archeology of Knowledge dan The Order of Things. Pastinya penulisan Foucault selalu kronologis dan penuh aktor baru yang dimana kita sendiri belum pernah mendengar namanya. Penggunaan bahasa dalam buku ini pun tingkatnya cukup rumit, perlu kamus bahkan untuk mahasiswa filsafat maupun kedokteran sendiri. Akan tetapi sisi baiknya adalah bertambahnya kosakata kita dalam bahasa Inggris. Akhir kata, resensi mengenai Foucault adalah yang paling berat yang pernah saya lakukan, sampai pening ini kepala, semoga bermanfaat. (rez)