Judul Buku: Reinventing Government
Penulis: David Osborne dan Ted Gaebler
Penerbit: Plume Books
Tebal Buku: xxii+405 halaman
Cetakan: Pertama, Februari 1993
Saat kaum progresif seperti Woodrow Wilson dan Theodore Roosevelt berada di tampik kekuasaan, pemerintah dipegang bukan lagi oleh Boss Tweed yang mengatur kota seperti wilayah kekuasaan personal, tapi oleh para manajer kota yang mengelolanya dengan profesional seperti menjalankan sebuah bisnis. Satu masalah hilang, muncul masalah lainnya, dengan hilangnya Boss Tweed denga para koleganya, hilanglah para pencuri uang publik, namun sekarang yang menjadi masalah adalah bagaimana mengelola uang publik tersebut. Pemerintah pasca Boss Tweed menjadi kaku dengan pola yang mendikte untuk segala hal. Keberhasilan mereka (pemerintah yang baru) bukan pada titik efisiensinya, tapi pengamanan terhadap uang publik.
Pada tahun 1990, Daerah Distrik 4 di East Harlem memiliki 54 sekolah dalam 20 bangunan dengan pilihan fokus pembelajaran yang berbeda dengan tiap sekolah berisi hanya sekitar 50-300 siswa saja dan dikepalai oleh seorang direktur. Cerita lain adalah Departemen Pertahanan yang saat itu dibawah Bob Stone telah berhasil membuat para komandan mencari kebutuhan kesatuannya masing-masing tanpa perlu mengikuti regulasi dari Departemen Pertahanan yang terlalu njelimet, adapun pembenahan pesawat tidak perlu menggunakan jasa Corps of Engineers, tiap lapangan udara bisa memperbaiki pesawatnya masing-masing. Contoh pertama memperlihatkan efisiensi dimana dalam sebuah bangunan terdapat banyak sekolah dan yang kedua adalah semangat kompetisi dimana pada akhirnya Corps of Engineer harus mengembangkan mutu layanannya sehingga mereka bisa tetap bertahan sekaligus mengembangkan diri mereka sendiri.
Dengan makin berkembangnya dunia dan terjadinya globalisasi hampir diseluruh belahan dunia, yang diinginkan masyarakat pun makin banyak dan bermacam-macam. Salah satunya adalah masyarakat meminta agar pemerintah bisa menjadi sebuah lembaga yang fleksibel dan mudah beradaptasi. Mereka pun mulai meminta barang dan jasa yang berkualitas. Sekarang pemerintah dituntut tidak hanya melayani warga negaranya tapi juga memberdayakannya. Seiring meningkatnya permintaan masyarakat, maka jalan keluarnya hanya dua, yakni menaikkan pajak atau memotong anggaran. Masyarakat pastinya tidak mau membayar pajak yang lebih mahal dan solusi kedua menggambarkan pemerintah seperti orang gemuk yang ingin menurunkan berat badan, tapi bukannya berolah raga tapi malah memotong bagian tubuhnya. Tentunya dua hal ini tidak menyelesaikan permasalahan. Mereka (baca:pemerintah) tidak mencari jalan ketiga yang lebih aman, bahkan pemerintah pun tidak melihat secara mendalam masalah mereka, mereka menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak penting. Maka solusi utama yang ditulis dalam buku ini adalah mengubah insentif dasar yang ada dalam pemerintah.
Buku ini membawa semangat yang ada dalam perusahaan kedalam pemerintahan, namun sekompleks apapun masalahnya, pemerintah tidak bisa dijalankan seperti bisnis. Ada beberapa hal yang secara mendasar memang berbeda antara bisnis dan pemerintah. Dalam mencari sumberdana, pemerintah bertumpu pada pajak, sedangkan perusahaan atau bisnis bertumpu pada produk yang mereka jual. Perusahaan selalu berkompetisi antara satu dengan yang lain sehingga hal itu (kompetitif) sudah menjadi sifat mereka, namun pemerintah, mau tidak mau selalu akan monopolistik. Dan yang paling utama, pimpinan dalam sebuah perusahaan didorong oleh keinginan mencari laba, sedangkan dalam pemerintah, mereka didorong oleh keinginan untuk dipilih kembali. Tiga hal ini yang membuat pemerintah dan perusahaan sangatlah berbeda dan tidak mungkin menjalankan pemerintah seperti perusahaan, tetapi masih memungkinkan menjalankan perusahaan dengan model birokrasi seperti pemerintah.
Buku ini adalah salah satu yang paling komprehensif dalam membahas pemerintah, penulis buku ini memasukkan semangat kompetisi dalam birokrasi sehingga mereka selalu berpacu untuk mengembangkan diri dan menemukan inovasi-inovasi baru tanpa perlu menghilangkan inti dari birokrasi itu sendiri. Inilah buku yang menjadi kitab suci kaum neoliberal. (rez)