Anarchy In The UK

Judul film: V for Vendetta

Sutradara: James McTeigue

Pemeran: Hugo Weaving, Natalie Portman, Clive Ashborn

Tanggal Rilis: 23 Ferbruari 2006

Durasi: 132 Menit

Produksi: Warner Bros Pictures

Siapa yang tak kenal V for Vendetta? Film ini bercerita mengenai perlawanan dan anarki yang berlatar di Inggris yang pada saat itu dibawah kekuasaan Kanselir Adam Sutler. Mengisahkan tentang seorang “lone wolf” yang berjuang melawan Pemerintah Inggris. V adalah pribadi yang misterius nan mengejutkan, pada suatu titik dia bertemu dengan Evey Hammond, bahkan jatuh hati padanya. Meski begitu, kisah cinta tidak begitu ditonjolkan disini, dan V lebih memilih jalan Revolusinya dibanding menjalin hubungan.

Film ini dimulai dengan cerita mengenai Guy Fawkes, orang yang pernah berusaha untuk meledakkan gedung parlemen. Ia lah yang menjadi inspirasi V untuk meledakkan gedung parlemen. Namun kisah dimulai dengan pertemuan antara V dan Evey dimana pada awalnya Evey yang keluar sudah melewati jam malam, akan disiksa oleh “Fingermen” (Badan Intelijen Inggris dimasa Adam Sutler), ditolong oleh V. Setelah memperkenalkan diri, V mengajak Evey untuk melihat orkestra, tetapi naas, bukannya orkestra yang dilihat Evey, melainkan peledakkan dari gedung Old Bailey. Hal itu dilakukan V untuk mengingatkan masyarakat bahwa Old Bailey yang merepresentasikan keadilan sudah hilang di negara itu. Untuk memberikan pesan yang lebih jelas, maka V menyadap saluran televisi satu-satunya untuk menyampaikan pesannya melalui pidato yang disiarkan ke seluruh Inggris.

Belum selesai, rencana V masih banyak. Tugas lainnya yang ia emban adalah balas dendamnya. Dalam film dikisahkan bahwa V sebenarnya adalah “test-subject” dari penjara Larkhill, penjara untuk percobaan manusia. Dari semua test subject yang dibawa, hanya V yang mampu bertahan dan hidup. Yang menjadi kelebihan V pasca percobaan adalah perkembangan otaknya yang berimplikasi pada ketangkasan geraknya. Dari siksaan yang dia dapat di penjara ini, tumbuhlah kebencian pada pemerintahnya dan menjadi dendam pribadi. Yang dia lakukan setelah peledakkan Old Bailey adalah membunuh satu persatu mantan personil penjara Larkhill. Dimulai dengan Lewis Prothero, suara London yang menggambarkan propaganda busuk sebuah pemerintah, saat di Larkhill, dia adalah Komandan penjara tersebut. Lalu Cardinal Lilliman, seorang pendeta cabul perlambang kebohongan yang dibungkus oleh Agama. Yang ketiga adalah Dokter Delia, perempuan ini sebenarnya hanya ingin melakukan penemuan mutakhir layaknya Oppenheimer, tapi disalahgunakan oleh pemerintah, ia melambangkan Ilmu Pengetahuan yang selalu menjadi senjata ditangan orang yang salah (dan terkadang senjata itu bisa menyerang balik). Yang terakhir adalah sepaket, Ketua Partai, Mr. Creedy dan Kanselir Agung Adam Sutler, kedua orang ini melambangkan dua bagian paling buruk, yakni Partai dan Pemerintah. Mendekati akhir film, diceritakan bahwa Creedy, mengkhianati Sutler dan menembaknya. Adegan tersebut menggambarkan bahwa Partai dan Politisi memang tidak memiliki kesetiaan pada siapa atau apapun. Dan pada akhirnya si Creedy pun dibunuh oleh V. Yang paling menarik dari film ini adalah akhir yang spektakuler, yaitu peledakkan Gedung Parlemen Inggris, dimana menandakan sudah hilangnya demokrasi di negara itu.

Penggambaran pemerintahan Adam Sutler memperlihatkan kebencian Inggris yang masih terpendam terhadap Jerman, lebih tepatnya Nazi. Ada kesamaan antara Sutler dan Hitler, mulai dari cara orasi, berpakaian, cara menggapai kekuasaan, sampai pada titik jabatannya yang sama, dimana Sutler adalah Kanselir Inggris dan Hitler adalah Kanselir Jerman. Dan perlu diingat, kekuasaan yang koersif, tidak pernah bertahan lama. Dominoes Effect yang dilakukan oleh V dapat membangkitkan perlawanan Masyarakat Inggris, semua rencananya berhasil, meskipun pada titik akhirnya V mati, tapi seperti perkataan Evey diawal film:

we are told to remember the idea, not the man. A man can die, he can be caught, but 400 years later, an idea can still change the world

Yang paling membedakan film ini dari film action lainnya adalah nuansa ideologi yang dibawa sangatlah kental, yakni Anarkisme. Tapi disisi lain, film ini diproduksi oleh salah satu konglomerasi film terbesar Warner Bros. Bisa dimaknai bahwa film ini adalah usaha pelemahan peran pemerintah yang akan diganti dengan peran korporasi. Semua pemaknaan dikembalikan kepada para penonton yang budiman. “There is no certainty, only opportunity”. (rez)